Berputar-Putar untuk Tenggelam

Photo by Amine on Pexels.com

Akhir-akhir ini aku sedang memikirkan perihal esensi dari kehidupan. Di kehidupan ini aku mencari apa sih? atau Memangnya di kehidupan ini aku harus melakukan apa? dan kemudian sampai di pemikiran, tidak ada yang perlu dipertahankan mati-matian di dunia ini. Temanku mengatakan kalau dia sedang belajar mencintai apapun dan siapapun, dan akupun menyetujuinya. Nyatanya hidup memang tentang bagaimana menjalani hidup itu sendiri, menghadapi serangkain peristiwa yang bisa jadi sama setiap hari, dengan sesekali kejutan.

Aku bertanya kepada temanku, kira-kira kita sedang di fase kehidupan apa ya kak? lalu temanku menjawab kita sedang di fase perenungan tiada akhir, kurang lebih itu kesimpulan yang aku dapatkan dari tes TAT. Mendengar jawaban temanku sesungguhnya aku jadi berpikir, apakah aku sedang levelling up, atau malah downgrade. Aku jadi khawatir apakah aku sudah menjadi manusia dewasa pada umumnya, yang hidup hanya sekedar menjalani hidup, seperti hidup segan mati tak mau.

Selain itu, ada pertanyaan yang begitu mengusikku. Apakah aku sudah menjadi orang dewasa yang bisa dipercaya? Ataukah malah berubah menjadi orang dewasa yang menghancurkan mimpi dan harapan anak-anak? Aku versi anak-anak pasti akan kecewa melihat diriku yang sekarang, dan aku yang sekarang pastilah salah satu orang dewasa yang menghancurkan mimpi dan harapan anak-anak. Aku adalah orang dewasa yang menghancurkan mimpi akan dunia yang aman dan penuh kebaikan, harapan bahwa sesuatu bisa didapatkan dengan usaha dan menjadi orang baik adalah sesuatu yang perlu dipertahankan.

Aku mungkin terlihat baik-baik saja, tapi nyatanya sedang tenggelam ke dalam samudera pemikiran yang ingin kutemukan dasarnya, padahal aku bisa memilih berenang ke permukaan dan menikmati cahaya matahari.

2 thoughts on “Berputar-Putar untuk Tenggelam

Add yours

  1. Noona versi anak-anak tentu akan merasa bangga dengan Noona yang sudah mendewasa.

    Bila ia membaca tulisan Noona ini, ia tentu merasa tenang jiwanya.

    Sebab, Noona telah menuliskan dan menghadapi keresahan dengan keberanian 🤍

    Bukankah menulis adalah kepanjangan tangan dari pikiran dan perasaan?

    Liked by 1 person

    1. Terima kasih Mbak Shinta karena sudah menuliskan kata-kata yg menghibur, aku jadi tersadar perlu memberikan banyak afirmasi positif untuk diriku sendiri.

      Sepertinya ku memang perlu menanamkan pada diriku bahwa manusia punya keterbatasan dan tidak punya kuasa untuk memastikan segala sesuatu berjalan dengan harapan.

      Benaaaaarr, tulisan inipun juga bagian dari keresehan yg diriku sendiri rasakan

      Liked by 1 person

Leave a comment

Create a website or blog at WordPress.com

Up ↑