Membaca Arah Angin dan Agenda

Ke arah manakah angin akan bertiup? Kira-kira agenda apakah yang dibawa para tamu ketika berkunjung menemui pemilik singgasana? Dan kamu, akan memilih pilihan yang seperti apa?

Di suatu waktu yang telah berlalu aku pernah berdoa seperti ini “Tuhan, aku hanya ingin hidup tenang. Aku lelah. Tapi jika suatu saat ada badai yang datang mengusik, berilah jalan untukku menemukan ketenangan.” Mungkin karena keinginan itulah, aku kemudian menyerah dengan segala ambisi yang melibatkan orang lain. Tapi, bukan berarti aku tidak mempunya ambisi. Hanya saja, aku ingin merealisasikan ambisiku sendiri tanpa melibatkan orang lain. Lalu, beberapa hari ini, ada sebuah obrolan yang dilakukan diam-diam setengah berbisik supaya tidak terdengar oleh orang lain. “Arah angin di sekitar benteng mulai tidak bisa ditebak. Para tamu mulai berdatangan dengan agenda.” Kupikir, aku bisa memilih hanya menikmati hembusan angin dan menebak-nebak seru. Tapi kemudian, “Suatu saat nanti, kamulah yang akan menjadi pembaca arah angin dan agenda untuk menjadi bijaksana.” Harusnya suatu kesempatan, karena dengan menjadi pembaca bisa saja kuselipkan mantra-mantra pengabul permohonan dan menjadi bagian dari permainan yang seru. Namun, membaca arah angin dan agenda bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Bisa saja, keduanya memilih bertamu dan menawarkan pilihan, yang mengusik. Bisa saja, keduanya bertamu sebagai musuh dengan agenda masing-masing. Dan bisa saja, aku salah membaca dan menciptakan badai.

Jika saat itu datang, semoga Tuhan tetap menunjukkanku jalan menemukan ketenangan.

Leave a comment

Create a website or blog at WordPress.com

Up ↑